Angka ini sudah termasuk untuk penerbangan dalam dan luar negeri. Sebanyak 36.311 pemudik mengunakan moda transportasi udara melalui Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, pada H-1 Lebaran 2010, yang diangkut 253 pesawat dari berbagai maskapai. "Data sementara hingga pukul 13.45 WIB, sebanyak 36.311 pemudik diangkut 253 pesawat dengan berbagai kota tujuan di Indonesia dan luar negeri," kata petugas Posko Lebaran 2010 Bandara Soekarno-Hatta Frans Yusep dihubungi Kamis. Dia mengatakan, perincian jumlah pemudik tersebut yakni melalui terminal ke berangkatan dalam negeri sebanyak 18.852 penumpang (124 pesawat). Sedangkan untuk penumpang di terminal kedatangan dalam negeri sebanyak 10.285 orang (81 pesawat) dari berbagai kota di Indonesia. Namun untuk penumpang luar negeri melalui terminal keberangkatan sebanyak 5.834 penumpang (33 pesawat) dengan beberapa tujuan seperti Singapura, Hongkong, Malaysia dan Taiwan. Nikon D3100. Pilkada Lampung Utara. Untuk kedatangan dari luar negeri di terminal II sebanyak 12 pesawat mengangkut sebanyak 1.268 penumpang. Pada H-1 Lebaran 2010 juga terdapat tiga penerbangan tambahan yakni satu pesawat melalui terminal kedatangan luar negeri mengangkut 28 penumpang dan dua pesawat membawa 720 orang. Khusus untuk pemudik, katanya, yang mengunakan maskapai penerbangan Batavia air mulai Minggu (5/9) pagi untuk tujuan Medan, Bengkulu, Solo, Tanjung Pandan melalui terminal I-C, padahal sebelumnya di terminal I-B. Walau begitu, Frans mengatakan terdapat kenaikan jumlah penumpang sekitar enam persen bila dibandingkan dengan Lebaran 2009 pada hari yang sama karena diantaranya ada tiga penambahan penerbangan. Meski demikian, jumlah pemudik akan terus bertambah karena pengolahan data tentang keberangkatan dan kedatangan hari ini akan berakhir hingga pukul 23.59 WIB. Gagal mudik karena tiket pesawat mahal. Harga tiket pesawat yang membubung tinggi, bahkan hingga lebih dua kali lipat dari harga normal menjelang Lebaran telah membuat sejumlah karyawan swasta yang bekerja di Palu, Sulawesi Tengah, tidak bisa mudik Lebaran ke kampung halamannya masing-masing. Tentu saja hal seperti ini tidak hanya terjadi di Palu, tapi juga di kawasan lain Indonesia. Sejumlah karyawan perusahaan swasta di Palu, Sulawesi Tengah, mengaku gagal mudik Lebaran ke kampung halaman mereka di luar daerah. Pasalnya, harga tiket pesawat cukup mahal. Hidayat, seorang karyawan pada salah satu perusahaan asuransi di Kota Palu, Kamis (9/9/10), mengaku telah memiliki rencana pulang kampung bersama istri dan anak-anaknya. Tetapi, karena harga tiket pesawat naik sampai 100 persen, ia bersama keluarga terpaksa mengurungkan niat untuk mudik Lebaran, meski orang tua mereka di Semarang sangat menginginkan kumpul bersama merayakan Idul Fitri 1431 Hijriah. "Tadi pagi saya sudah telepon orang tua istri dan orang tua saya di Semarang, menyampaikan kepada mereka kami tidak bisa mudik Lebaran kali ini, sebab harga tiket pesawat terlalu mahal," katanya. Menurut dia, dengan harga tiket pesawat Palu - Surabaya Rp 1,5 juta per orang ditambah perjalanan darat ke Semarang maka dia harus menyiapkan dana untuk transportasi sekitar Rp 7,5 juta. "Jadi untuk biaya transportasi pergi dan pulang butuh dana mencapai Rp 15 juta," kata dia, yang menambahkan, dana sebesar itu akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya. Soemarsono (45), seorang karyawan salah satu perusahaan di Kota Palu mengemukakan, semula ia berniat untuk merayakan Idul Fitri 2010 ini di kampung halamannya di Malang. Tapi ketika membeli tiket pada salah satu travel, ternyata tarif pesawat naik, dan kenaikkannya juga tidak tanggung-tanggung. Bayangkan saja, tarif tiket dalam kondisi normal untuk Palu - Surabaya berkisar Rp 700 ribu, tetapi menjelang Lebaran naik mencapai Rp 1,5 juta.
7 tahun yang lalu